swamp eel in clear waterBudidaya Belut di Air Bersih

it’s not a natural life history, but it’s should be adapted. like its name: ‘swamp’ eel (Monopterus albus) that mean eel lives in muddy ponds, swamps and rice fields; burrows in moist earth in dry season surviving for long periods without water (#fishbase, 2686). but there’s a question: is the eel always live in mud or is possible the eel adapted to clear water for aquaculture production?

in my mind, it’s should be differ reproduction behavior from growing up control on swamp eel. the eel may cultivated for growing up stage in clear water but have to use mud for reproduction.  it’s challenge to proven my hypothesis.

if you have suggests or experience about this area, please give me comments!

Ini bukan penampungan sementara tetapi budidaya. Daur hidup alami belut (Monopterus albus) biasa tinggal di dalam lumpur.  Banyak orang, baik penelitian atau usaha, yang sudah mencoba memodifikasi lumpur untuk kegiatan budidaya. mungkin beberapa berhasil meskipun kebanyakan yang lainnya masih bergelut dengan ‘teknologi doa’ untuk panen. karena hidup di dalam lumpur, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memastikan jumlah belut selama masa pemeliharaan. sehingga, sangat layak bila kemudian mencoba berinovasi: budidaya belut pada air bersih tanpa lumpur…

dalam hipotesis: mungkin belut bisa dibesarkan pada air bersih tapi tetap harus menggunakan lumpur untuk reproduksi alami. secara teknis: sejauh kebiasaan makan bisa diadaptasikan dan kebutuhan pakan bisa disuplai secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di air bersih dapat dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan serangan penyakit akibat proses adaptasi harus benar-benar diamati dan dijaga.  keuntungan: dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang berkaitan dengan kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berhubungan dengan penambahan bobot) dapat dimonitor sehingga target produksi bisa lebih realistis ditetapkan.

saya sudah memulai dan akan menyampaikan hasilnya pada blog ini di waktu mendatang. bila Anda punya pengalaman mengenai hal ini, dengan senang hati Saya akan menerima saran dan sharing Anda.

452 thoughts on “swamp eel in clear waterBudidaya Belut di Air Bersih

  1. Ass. Kpd Pa Budi Kuncoro
    Sy baca milis ini dari awal – akhir (bahkan sy printer) ada bahan2 yg pa budi kirim kepada para bluter ( diminta emailnya) u/ dikirim hal2 yg menyangkut permasalahn belut. contoh schedul pembesaran belut dll
    Maaf sblmnya bisa dikirim trim pak budi smga ilmu bpk dpt menjadi ladang amal sholeh. amin

  2. ass.

    saya ingin tau cara memelihara belut dan membesarkan serta pengembangbiakannya,saya seorang mahasiswa yang baru lulus dan sudah bekerja,saya liat usaha belut cukup menjanjikan.
    saya ingin menjalankan usaha ini,mohon petunjuk???

  3. Taufik Yudhoyono Wirawan
    BUDI DAYA BELUT DI KOLAM BUATAN MUNGKINKAH ???
    UPAYA
    Upaya banyak pihak untuk membudidayakan belut sudah dimulai sejak hampir dua setengah dasa warsa yang lalu, namun hingga sekarang belum pernah memberikan hasil yang memuaskan. Budidaya belut yang dilakukan orang sampai akhir-akhir ini adalah menggunakan media bak, kolam permanen, atau drum besi yang dimiringkan yang diisi dengan bahan-bahan sebagai media untuk menyediakan pakan bagi belut. Binatang primitip yang ternyata mampu mejeng sampai di Super Market setelah dicampur bumbu dengan tepung dan digoreng renyah, ternyata bukan dipanen dari hasil budidaya yang selama ini susah payah diusahakan orang .
    RENUNGAN
    Belut-belut ini ditangkap dari sawah dengan sangat keji seperti menggunakan stroom, apotas dan jenu. Mereka hidup subur di lahan sawah yang pemilik sawahnya sangat suka mengembalikan jerami setelah dipanen dan memberi sedikit pupuk kandang dan pupuk hijauan. Namun belut tidak suka hidup disawahnya Kontak Tani atau petani maju yang sangat rajin mendengarkan rekomendasi PPL dengan teknologi tinggi yaitu pupuk berimbang, pestisida yang cespleng dan pestisida tabur…. Lihat Selengkapnya
    Sebagai dampak dari euphoria politik peningkatan produksi pangan terutama beras, belut yang nyata-nyata dapat menghidupi dan member lapangan kerja banyak orang termarginalkan. Belut membawa misi kehidupannya sendiri yang orang tak pahami.
    KONSEP
    Mengapa orang tidak berhasil membudidayakan belut ? Segudang pertanyaan menghantui penulis selama satu dasa warsa terakhir. Benarkah belut itu sejenis ikan ? Belut tidak pernah mau menjawab pertanyaan itu. Beberapa ahli dibidang perikanan tempo dulu langsung mengklaim bahwa belut termasuk binatang sejenis ikan, maka dibuatlah konsep budi daya belut. Komunikasi dengan belut tidak pernah dilakukan, namun upaya mengatur kehidupan belut dibuat dan dilakukan. Yang paling memprihatinkan adalah tidak pernah dilakukan evaluasi apalagi penelitian.
    Setelah mengamati hampir satu dasa warsa, penulis mencoba memahami apa yang dimaui belut.
    1. Konsep dasar “budidaya belut” yang selama ini dilakukan adalah menggunakan konsep “budidaya ikan”
    2. Konsep pembuatan media hidup bagi belut yang dibuat di kolam, drum atau bak permanen adalah “konsep penyediaan pakan”, bukan konsep “tersedianya pakan yang baik di lingkungan hidup yang cocok bagi belut sawah”.
    3. Sifat kanibal dan berganti kelamin merupakan sifat bawaan belut yang sulit dikendalikan, sehingga hanya lahan sawah yang subur merupakan media yang paling cocok bagi perkembang biakan belut.
    4. Habitat asli belut yang berupa lumpur sawah yang subur ternyata tidak dapat diimitasi di kolam-kolam pemeliharaan.

    HARAPAN
    Setelah orang selama hampir 25 tahun memaksa belut untuk hidup di kolam dan tidak seorangpun berhasil, kini belut benar-benar menjawab pertanyaan banyak orang bahwa dirinya adalah bukan ikan dan tidak mau hidup di kolam. Dia akan mengabdikan hidupnya bagi kepentingan manusia namun dengan syarat hanya akan hidup dan berkembang biak dengan baik apabila ia di sawah.
    “Kembalikan jerami padiku setelah engkau ambil gabahnya, bebaskanlah lingkunganku dari pestisida apabila engkau olah tanahnya, kirimilah aku dengan kotoran ternakmu, maka akan aku berikan pada anak cucumu protein yang baik untuk kecerdasannya, rejeki yang banyak bagi yang mengusahakannya dan akan menjadi terkenal namanya bagi siapa saja yang menggoreng dan membungkusku dengan kemasan yang baik”
    Demikianlah apa yang dikatakan belut kepada kita semua termasuk kepada mereka yang jijik, ngeri dan geli bila melihat belut.

    PENUTUP
    Jangan tanyakan padaku bagaimana caranya memelihara belut di kolam, karena itu hanya omong kosong.
    Tanyakan padaku “bagaimana membiakkan belut ?”…………
    Jawabannya adalah :” suburkanlah sawah, maka belut melimpah”

    Adji Pribadi R. ( PPL Perikanan Kecamatan Godean )
    Hp 08174123018

  4. Saya tidak tertarik menggunakan kolam buatan …. karena resiko kegagalannya tinggi …. sifat belut memerlukan tempat hidup yang alami ada kanibalisme, pergantian kelamin menjadi jantan setelah bertelur ( jadi hanya bertelur satu kali ), memerlukan sebuah suhu udara tertentu di musim penghujan untuk terjadinya perkawinan dan menetaskan telur yang … Lihat Selengkapnyakondisi-kondisi ini tidak bisa didapatkan dengan mengimitasi sawah dengan memindahkan belut ke kolam buatan. Kembalikan sawah seperti jaman nenek moyang kita dulu perlakukan sawah dengan menggunakan pupuk alami ( kotoran sapi / organik ) adalah jalan termurah dan termudah anda tidak perlu memberikan pakan karena pakan alami sudah tersedia di sawah. Kota kami Godean, Sleman ( Yogyakarta ) adalah penyerap belut terbanyak +- 30 ton yang kami datangkan dari Jawa Timur ( Bojonegoo, Kediri, Malang, Jombang dll ) nilai uangngyaRp 240 Juta per bulan Rp 2,9 milyar per tahun. Karena pemakaian pupuk kimia di sawah menyebabkan populasi belut punah sehingga kami harus mengimpor dari Jawa Timur selama kurun waktu 20 tahun ini. Buku buku tentang budi daya belut itu “bull shit semua”.

  5. Budidaya belut di Bak Kolam….
    jawabnya ………. bisa.

    Budidaya belut di air Bersih….. ?
    jawabnya……. Bisa sekali

    Budidaya belut dengan pakan Pelet ?
    jawabnya …… Sangat Bisa sekali.

    Yakin….
    Jawabnya … Yakin sekali…. ( wong saya membuktikanya koq )

  6. Kepada Beluters Yang Terhormat :
    Menyambung masalah “PEMBENIHAN” :
    Ada kendala Berat pada “Bibit” yang pertama kita masukkan ke dalam kolam Budidaya sebagai awal untuk PROSES pembibitan kita yaitu :

    1. Ternyata Ada bibit yang bisa besar dan tidak bisa
    besar, terutama warna “hitam dan berbadan kecil”
    yang dibeberapa petani setelah 3 bulan masa
    pemeliharaan tidak bisa besar. Di Bp. Kamto (Demak)
    .Hal ini juga dituturkan oleh beberapa
    “penyedek” belut yang sudah bergelut di perbelutan
    sampai puluhan tahun.
    2. Dan Ternyata : Walupun bibit yang kita peroleh dan
    sudah “berwarna kuning/coklat”’ yang kita yakini bisa
    besar kalau dipelihara,akan tetapi
    mereka diperoleh ada dari sawah yang subur dan tidak
    subur atau kurang subur , bisa jadi yang berwarna
    kuning pun,ada yang “Kuntet”, karena bibit belut
    tersebut hidup di areal persawahan yang tidak banyak
    cacing “Lor” sawahnya.Sehingga pertumbuhannya
    terganggu. Dan ini ditunjukkan dengan banyak
    ditemukannya bibit seukuran Finggerling atau jari
    kelingking sudah matang Gonad (perutnya sudah
    banyak mengandung butiran telur yang berwarna
    kuning), Kalau mereka sudah mengeluarkan telurnya,
    lalu kita tangkap untuk dipelihara, bisa jadi “ Tidak Bisa
    Membesar” walupun sudah dipelihara selama lebih dari
    4 bulan, akan tetapi masih bisa bertelur, karena fa’al
    tubuhnya sudah mendukung(dewasa)/matang gonad
    walaupun badannya kecil.Karena lingkungannya kurang
    Gizi(kurang asupan makanan cacing lor dll).
    Seperti anak kita, mulai dari lahir apabila dikasih
    makanan yang kurang bergizi, bisa kuntet, bahkan
    setelah anak kita berumur 18 tahun kita ngasih makan
    tiap hari 1 kg daging, tidak berpengaruh banyak pada
    pertumbuhannya. Maka dari itu kalau kita melihara benih
    “Lele” yang ukuran kecil harus dikasih makan pellet “999”
    karena memang pellet tersebut mengandung Protein
    tinggi untuk pertumbuhan. Nanti setelah berumur 2 bulan
    lebih proteinnya pada pakan akan “dikurangi” karena
    pertumbuhannya mulai konstan ( tidak menanjak).

    Hal ini memang membuat petani Belut kita dibikin “Pusing Tujuh Keliling” Memang kalau kita membesarkan ikan seperti “lele,nila,patin dll”, kita sudah yakin bisa membesar kalau dipelihara, karena memang sudah “dibibitkan”, jadi sudah ada galur bibit bisa besar, dan kalau dikasih makan mulai ukuran kecil, seukuran jarum sampai kelingking, sudah pasti besoknya bisa membesar. Karena diberi asupan gizi dari kecil.

    —————————————————————————–
    Sampai saat ini kesimpulan yang kami tarik dan saya sarankan kepada para Beluters dan Para Pembimbing Pelatihan Budidaya Belut adalah :
    —————————————————————————–
    A . Untuk Para Pelatih /Pembimbing Budidaya Belut :
    1. Saya harap Jangan memberikan Pelatihan di
    Pembesaran/Budidaya dahulu, namun diajarkan Cara
    “Pembenihan” terlebih dahulu, baru Tehnik
    Pembesarannya. Karena menurut penelitian kami ,
    mulai dari Jawa Timur, jawa Tengah dan Jawa Barat.
    Benih yang ada,yang beredar di pasaran, adalah 90 %
    dari tangkapan alam ,baik dengan cara
    disedek,diestrum , dijepit atau pakai telik. Dan Cuma
    10 % dari kolam Budidaya yang anakannya berhasil
    ditangkap. Hal ini bisa terjadi benih yang berwarna
    kuningpun yang kita yakin bisa ada yang Kuntet,karena
    banyak ditemukan yang sudah “bertelur”.
    Dan di Balai Benih ikan di seluruh Indonesia belum
    membibitkan belut.

    2. Ajarkanlah cara menangkap anakan bibit belut tersebut
    , karena memang didalam lumpur . dan petani memang
    masih belum tahu kalau belut tersebut sudah beranak
    atau belum .Setelah tertangkap kita harus bisa
    “memelihara dan memberi” pakan mulai seukuran
    jarum sampai seukuran jari kelingking, karena waktu
    pertumbuhan tersebut adalah yang tercepat .
    Sebenarnya belut yang kita pelihara selama 2 bulan di
    kolam kita , sudah banyak keluar telurnya/beranak. Ini
    laporan lebih dari 4 orang petani, namun karena di
    dalam lumpur, mereka bingung cara menangkapnya.

    3. Dari hasil bibit yang kita tangkap , bibit inilah yang kita
    “Gunakan” sebagai “Bibit “ untuk dibesarkan !!!, saya
    yakin bibit ini akan membesar.

    4. Bibit yang tertangkap, di cobakan di “adaptasikan” di air
    bersih terus , dan diberi asupan pakan yang cukup dan
    selanjutnya , diteruskan “Budidaya Pembesaran di Air
    Bersih”

    5. Dengan cara begini, Petani bisa membibitkan belut
    sendiri dan bisa membudidayakan/membesarkan di air
    Bersih : Beberapa petani yang sudah berhasil
    membesarkan di air bersih namun baru 45 % dalah di
    Kudus yaitu pak Hasan dan pak
    Kasan sedangkan pak Ritma Hp :
    baru beberapa persen , walaupun sudah
    ada yang membesar. Dan yang mencoba baru berjalan
    adalah pak Totok (Boyolali) dan Mas
    Nono (Klaten) .

    Doakan supaya mereka berhasil. Kalau berhasil…, petani Belut kita akan makmur dan berhasil, karena bisa membibitkan sendiri dan membesarkannya di air bersih, sehingga sangat efisien, karena tidak usah beli benih lagi, tidak usah beli lumpur, tidak usah cari gedebog dan jerami untuk pembesaran. Namun petani “HARUS”memelihara pakan alami yang berupa Cacing Lumbricuss, ikan cethol/gupy, keong atau bekicot 4 bulan sebelumnya. Agar kita tidak diombang ambing oleh pabrik pakan dengan harga pakan yang tidak menentu. Sehingga kita bisa menekan seminim mungkin dan menaikkan “B/C” Ratio , paling tidak mendekati angka 2, sehingga usaha kita “Layak” /”Menguntungkan”untuk dikerjakan.

    6. Ajarilah Petani Belut kita untuk bisa menghitung
    “Analisis Ekonomi”, agar mereka bisa menghitung
    sendiri, apakah Usaha budidaya yang dikerjakan
    “Layak” dikerjakan atau tidak ? dalam arti
    menguntungkan atau tidak ?

    B. Bagi Petani Belut :

    1. Kalau anda usaha di Pembesaran,
    Dari hasil penelitian kami rata – rata maksimal hasil
    panen yang diperoleh petani di Jawa, adalah 1 : 6, yaitu
    1 kg benih menghasilkan 6 kg hasil panen. Dengan
    waktu pemeliharaan 4 – 5 bulan, dan dengan pakan
    yang cukup. Kalau ada yang mengatakan 1 : 10 adalah
    Hebat !!! Kenyataannya di lapangan tidak segitu.

    2. Kalau kepingin hasil panennya banyak, jangan
    memanen 3 atau 4 bulan, tetapi dipanen 8 bulan atau 1
    th. Maka panennya banyak dan besar – besar. Tapi
    waktunya lama…
    Karena pada awal pemeliharaan ada yang mati dan
    sebagian ada yang kuntet, namun di masa
    pemeliharaan 2 -3 bulan mereka beranak, maka
    jumlahnya bertambah. Dan kalau diteruskan sampai 8
    bulan maka anakannya menjadi besar besar dan
    jumlahnya menutup kematian pada saat awal tebar.

    3. Buatlah kolam anda ada sebagian tanah yang
    meninggi(tidak kena air) sehingga agak sedikit
    memadat dan kering, karena belut kawin dan
    meletakkan telurnya menyukai tempat dan kondisi
    seperti ini.
    Sehingga kalaupun kita gagal di pembesaran , paling
    tidak kita dapat anakannya.

    4. Berusahalah membibitkan sendiri. Karena belut
    bersifat Hermaprodit dan Transexual. Yang Besarpun
    bisa Bertelur —> lihat di
    http://www.tehnikbudidayabelut.blogspot.com. Dan Penelitian
    di Amerika menyatakan bahwa “Pada saat Proporsi
    yang betina kurang, maka yang jantan(besar) berubah
    kelamin menjadi betina”.Hal ini sangat menguntungkan
    bagi kita, karena apabila belut yang besar bertelur,
    sudah barang tentu akan banyak telurnya, jadi jangan
    digoreng !! dikira jantan dan tidak bisa bertelur, padahal
    mereka bisa berubah kelamin jadi “Betina”.
    Ingat Cacing Lumbricuss yang bersifat Hermaprodit, 1
    kg cacing apabila di pelihara dengan baik, akan
    menghasilkan 1 ton cacing dalam jangka waktu 1 tahun
    (pernyataan petani cacing di Yogyakarta). Dalam hal ini
    saya yakin Petani belut kita besoknya sekali beli benih,
    tidak usah beli benih untuk selamanya.

    Kesimpulan :
    1. Memelihara Pakan Alami 3 – 4 bulan sebelumnya,
    setelah dirasa cukup baru menyiapkan kolam
    Pembenihan.
    2. Terpakasa Benih didapat dari hasil tangkapan di
    sawah dahulu
    3. Dikawinkan/ dibenihkan dalam kolam Budidaya
    4. Anakannya seukuran jarum atau lidi dipelihara ,dan
    dikasih makan
    5. Diadaptasikan di air bersih
    6. Seterusnya, setelah beradaptasi di Air bersih
    dilanjutkan pembesarannya untuk mencapai ukuran
    Konsumsi.
    7. Diadakan Sortasi, Pemilahan antara yang besar dan
    yang kecil.
    8. Yang kecil dilanjutkan kearah Pembesaran.

    Kalau ini bisa dilaksanakan, ini namanya Baru Petani Belut Kita bisa dikatakan “Berhasil secara Perhitungan Analisis Ekonomi”

    Semoga Bermanfaat……Aminnn……………..

  7. Kepada Yth : Adji Pribadi R. ( PPL Perikanan Kecamatan Godean )

    …Mohon Ma’af, terus terang saya sangat kecewa dengan pernyataan anda , anda bukannya memberikan “SOLUSI” dan memberikan masukan – masukan ilmu pengetahuan yang baik kepada petani Belut kita…….Saya juga orang Perikanan pak…
    Seperti yang saya sampaikan di Koran suara merdeka , di Halaman Surat Pembaca :

    Sampai saat ini Dinas Perikanan tidak mau mengeluarkan SOP (Standart Operasional Prosedur) dan juga tidak mau mengeluarkan Surat Pelarangan Budidaya Belut. apabila Budidaya Belut memang “merugi” apabila dibudidayakan. Padahal disana Gudangnya orang orang pandai di Bidang Perikanan bahkan sudah banyak yang menyandang Gelar S2. Kalau kita ajak Riset bersama untuk Penelitian Jangka Panjang yang kalau berhasil bisa untuk membantu petani Belut, mereka menolaknya. jawabannya Klise, mas Program tahun ini sudah di “GedoG” bukan untuk belut, tapi untuk ikan ini-itu. Jadi selama 1 tahun petani belut kita “Pusing” menantinya, dan belum tentu tahun depannya bakal untuk belut.
    Kalau Begini terus , kapan kita bisa Maju seperti negara THAILAND yang Pemerintahnya begitu getol memperhatikan dan membantu petaninya. Kalu cuma tanya “MANA PETANI YANG SUDAH BERHASIL ??” Itu adalah Pertanyaan “aneh” !! , justru yang penting adalah : Ayoo….kita bersama – sama dengan penuh semangat meneliti belut , membantu petani sampai ditemukan Metode yang kita nilai berhasil secara Perhitungan Analisa Usaha….dan jangan sampai malah Petani yang menemukan Metodenya…….Kalau kita melarang mereka jangan Budidaya Belut dan ternyata nantinya Mereka Berhasil, …ya….kita sangat malu sebagai orang Perikanan yang menyandang Gelar Sarjana dan mereka…..cuma “kebanyakan” lulusan SD….Lho Kok lebih pandai mereka ya !!!

    Mohon ma’af apabila ada kata2 yang kurang berkenan…..

  8. Kepada Yth Bpk Taufik Yudhoyono Wirawan (Adji Pribadi. R)

    BUDI DAYA BELUT DI KOLAM BUATAN MUNGKINKAH ???
    Sebelumnya maaf
    Jujur saya sangat heran dengan kata-kata itu…sedangkan Bpk sendiri dari Dinas perikanan dan belut juga sudah terkenal termasuk jenis IKAN,, walau saya pemula N baru coba-coba budidaya belut,saya baru tebar belut awal bulan januari kemarin sampai sekarang baru mati 3 ekor dengan media air bersih karna itu saya sangat-sangat yakin kalau belut itu bisa dibudidayakan, walau saya belum membuktikan 100%, tapi saya juga sudah meliat buktinya sendiri (mendatangi petani belut) di daerah klaten jawa tengah ada petani belut yang sukses dan untuk budidayanya sekarang dipindahkan ke daerah boyolali Jawa Tengah karna beliau disana mempunyai lahan yang lebih luas. memang benar sampai sekarang masih banyak pembudidaya belut yang gagal,, bukankah kata orang pintar kalau “kegagalan adalah awal dari keberhasilan???” TANPA ADA KEGAGALAN MAKA KITA TIDAK AKAN BERHASIL ya tho pak??
    trimakasih.
    wassalam

  9. KEMBALI KE LAPTOP…..

    Kedepan,,,,
    budidaya belut akan seperti budidaya ikan lele….
    Begitu tebar benih…. akan kita beri pakan buatan/Pelet. ( setelah masa adaptasi 7 hari dari perubahan pakan hidup ke pakan pelet ).
    metode perubahan pakan hidup ke pakan pelet ini, kita harus dipenuhi dulu unsur KENYAMANAN bagi belut itu sendiri.
    sedangkan faktor kenyamanan terdiri faktor internal dan eksternal
    I. Faktor internal.
    a. Media harus tersedia yaitu. Substrat ( paralon, roster, eceng gondok maupun kiambang, dsb)
    b. Faktor Oksigen. (sangat berpengaruh besar terhadap reaksi dan nafsu makan, sekaligus kelangsungan hidup) Khusus Untuk budidaya air bersih, faktor oksigen sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup dan daya nafsu makan belut)

    II. Faktor Eksternal.
    a. Faktor eksternal adalah suasana Gelap dan tenang. ( Gelap berarti tempat harus ditutup dengan terpal hitam atau coklat, tidak boleh warna lain, Tenang berart tidak bolel ada aktifitas lain di lingkungan budidaya)
    b. Pakan, perubahan pakan hidup ke pakan pelet bisa berjalan apabila Faktor eksternal dan internal terpenuhi )

    ( Metode Memberikan pakan hidup ke pelet akan saya sampaikan ditulisan sesion lain, karena perlu bahasa penyampaian yang khusus )

    Kalau faktor ekstenal dan internal sudah dipenuhi. maka unsur KENYAMANAN bagi belut sudah terpenuhi.

    Selanjutnya adalah pertumbuhan. faktor pertumbuhan belut akan melaju dengan pesat, apabila kandungan gizi dan vitaminya terpenuhi. maka kita harus bisa memasukan unsur gizi dan vitamin dengan baik ke pelet. diantaranya adalah kandungan Protein minimal 40%.
    Saya memberikan pakan pelet dalam sehari semalan sebanyak 3 kali. Pagi siang dan malam. Pagi 20%, siang 20%, dan malam 60%. Banyak pendapat bahwa belut makan di malam hari saja, tapi kenyataan disiang hari dengan pakan peletpun , belut makan dengan lahap.

    Kenapa kami ngotot dengan Pakan pelet. karena saya bisa menghitung nilai keefektifan dan mungkin keefesienan. Pertama .
    Apabila kita menanam 50 ribu ekor saja kalau dikonversi ke kilo adalah 500 Kg, dan kalau 500 Kg bisa menghasilkan Daging 2.5 Ton dengan perbandingan ( 1 : 5). maka kita memerlukan pakan 5 Ton ( karena konversi pakan belut 1: 2), maka kita selama budidaya harus memerlukan pakan sekitar 5 Ton, apakah kita akan mencari ikan anak jaer, lele dan ikan imun sebanyak 5 ton…. ? ) Justru menurut pengalaman kami pakan hidup lebih mahal dibandingakan dengan pelet itu sendiri, ) dan kita akan kewalahan dan mungkin akan menghabiskan ekosistem ikan di perairan kita sendiri ), sedangkan kita tahu bahwa Pakan bisa menghabiskan biaya 60% dari biaya budidaya secara keseluruhan.

    Jadi pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa :
    a. Budidaya belut bisa di bak kolam, bisa di air bersih dan bisa menggunakan pakan pelet, karena dengan system ini keefektifan kerja dan keefesienan biaya bisa dapatkan. bukankah kita mengarah ke intensifikasi lahan, bukan ekstensifikasi lahan budidaya belut, dan mengeluarkan tenaga dan biaya sedikit mungkin dengan hasil yang maksimal.
    b. Budidaya belut diair bersih dengan wadah dan Ruangan 5X5 meter, bisa dikembangkanya 5 Kali lipat dari wadah budidaya itu sendiri, karena dalam budidaya air bersih kita hanya memerlukan ketinggian air 30 Cm, maka tempat budiaya kita bisa tingkat menjadi 5 susun atau 5 apartemen.

    Begitu Efektif dan Efesien bukan….. ?

  10. Alhamdulillah……Lama ndak Nongol pak SUPANDI, khabar baik pak ..??…wah mereka rupanya masih belum percaya kalau Belut bisa di Budidayakan di “Air bersih…”
    Dai Pernyataan Bapak :
    “Metode Memberikan pakan hidup ke pelet akan saya sampaikan ditulisan sesion lain, karena perlu bahasa penyampaian yang khusus “ i
    tu yang sangat ditunggu – tunggu oleh Beluters semua.

    Analisa Bapak yang saya tunggu-tunggu. Karena anda yang sudah Mencoba Memelihara Belut di Air Bersih. Dan sekarang Petani Belut di Semarang sudah mulai mencobanya : dan Dari semua yang bapak sampaikan adalah benar, namun ada beberapa yang saya analisa yaitu mengenai pakan Pellet (bentuk kering)

    Mengenai keefektifan antara pakan Alami dan Pakan Pelet :
    Untuk Pakan yang berbentk Pellet , kita bagi menjadi 2, yaitu
    “Buatan sendiri dan yang Bikinan Pabrik”.
    *Keuntungan Pakan Pellet secara umum :
    a. Mudah dibawa, tahan lama dan tidak perlu ber-Kotor
    – kotor ria
    b. Dapat disesuaikan dengan ukuran “mulut “ belut
    c. Dapat dikasihkan ke Belut kapanpun.
    d. Bisa menyesuaikan dengan kebiasaan makan Belut,
    jadi yang bentuk “tenggelam atau mengapung”.
    e. Tidak perlu tempat yang luas untuk penyimpanan.
    f. Dapat dihitung FCR nya.

    —————Analisa Untuk Pellet Buatan Sendiri :————–
    1. Butuh biaya produksi (tempat produksi , beli alat2
    produksi, bayar karyawan , listrik , Packing ,dll)
    2. Tetap dibutuhkan bahan baku yang harus kita pelihara
    sendiri, karena kalau beli dari orang lain nantinya
    perhitungannya tidak masuk.misal : tepung cacing,
    kalau kita beli mahal harganya(min. dalam jumlah
    banyak bisa Rp. 35.000/kg, tepung bekicot juga mahal.
    Juga bahan baku ikan runcah (yang agak murah
    harganya) ,kalau kita tidak dekat dengan TPI ongkos
    angkutnya mahal (jatuh di ongkos angkut).
    3. Untuk menjaga agar pellet tersebut tahan lama , harus
    diberi Antioksidan (pengawet kimia ), agar supaya tidak
    gampang jamuran dan gampang membusuk. Ini agak
    mahal beli bahannya. Kalua Chitosan malah lebih
    mahal.
    4. Kita tidak bisa memastikan , apakah tepung bekicot
    kering atau tepung cacing kering itu mengandung
    Protein 40 %, ini nyata nyata berbeda dengan apabila
    dalam bentuk bahan segar.
    5. Kita harus memeriksakan ke Laborat Pengujian Mutu
    apabila untuk memastikan kandungan : Protein ,
    Lemak, Karbohidrat dll, secara tepat. Sebelum meramu
    pakan tersebut karena dalam bentuk Kering dengan
    proses yang berbeda atau salah , akan menentukan
    jumlah kadar proteinnya.
    6. Butuh alat pengering seperti alat Oven, supaya MC
    (Moisture Content) /Kadar Airnya bisa rendah, agar tidak
    mudah jamuran. Kalau mengandalkan Sinar matahari
    terkendala pada saat musim hujan.
    7. Mudah – mudah mudahan Belut mau dikasih makan
    Cuma bentuk “tenggelam”, kalau bentuk “ mengapung”,
    pusing kita, karena untuk membikin pellet agar bisa
    mengapung, kita butuh alat semacam Blower yang
    minimal harganya Rp 12.000.000, yang bagus sampai
    Rp. 25.000.000.
    8. Sekali bikin harus jumlah banyak, karena kalau bikin
    dalam jumlah sedikit jatuh di biaya Produksi dan tenga
    kerja tidak efektif.

    —————–Analisa Pellet Bikinan Pabrik :————————-
    1. Mudah, tinggal beli di toko yang jual makanan Ikan
    2. Tahan lama, awet, kalau sisa tinggal disimpan di
    tempat yang kering.
    3. Biasanya harganya “Mahal” dan “Tidak Menentu”, ini yang menjadikan kita Pusing, karena bisa menjatuhkan B/C Ratio kita(Biaya /Cost Tinggi). Alasan mereka biasa, klasik ! bahan baku naik karena BBM naik !,UMR pada naik ! dll. Pabrik pakan bisa mengombang -ambing petani , karena kita sudah terbiasa dari pakan buatan mereka, kalau kita ganti merek lain misalnya,karena harga pakan mereka tinggi , kita jadi bimbang, malah nanti bisa gagal panen. Ini semacam keterikatan “Terselubung” yang sangat sulit dilepas. Sedangkan Pemerintah tidak bisa mengatur dan membatasi Harga (Tata Niaga) Pakan Ikan….

    Analisa Pakan ALAMI :
    ——–>. Budidaya Cacing Lumbriccus :……….
    1. Mudah : bahan baku dari Kotoran dan serbuk Gergaji kayu sengon saja(yang sudah direndam lama), tidak usah dikasih makan ampas tahu, atau nasi aking…….malah terlalu Ribet !!
    2. Hasinya berlipat, karena bersifat Hermaprodit : jadi sekali kita beli Bibit, kita Pelihara besoknya kita tidak usah beli bibit selamanya. Dari Laporan Petani Cacing di Daerahn Yogyakarta : Dari bibit 1 kg cacing Lumbriccus , apabila dibudidaya dengan baik , setahun bisa menjadi 1 Ton Cacing !!
    3. Memang butuh tempat yang agak luas dan lembab.
    4. Hasil Cacing bisa di Jual sebagai “Bibit” untuk peternak Belut lainnya atau untuk sebagai obat Typus(dibikin serbuk)
    5. “Cascing”nya bisa laku di jual ,bisa sebagi pupuk yang sangat bagus untuk tanaman.
    6. Menurut petani cacing di Demak -Jateng, apabila kita memelihara dari Beli Bibit Rp 50.000/kg, kita budidaya dengan baik, maka akan mendapatkan HPP sekitar Rp 2.500/kgnya. Karena Cascingnya dapat kita jual, sehingga bisa untuk membayar Karyawan Cacing kita.
    7. Yang paling mahal adalah untuk beli “Shampo” ya…biar wangi untuk mandi, karena kita sering angkut angkut kotoran sapi/kerbau…….
    ——————————————————————————
    Untuk Budidaya Keong , Bekicot , katak Hijau, ikan Guppy atau cere saya kira sama. Kelebihan hasil bekicot bisa dijual, keong bisa dijual, katak bisa dijual dan Ikan Cere pun bisa di jual di tempat pakan ikan dan harganya tinggi……(pada intinya butuh biaya di awal tetapi seterusnya kita tinggal memanen(tidak usah beli bibitnya lagi)…. )
    ——————————————————————————–
    Kesimpulan saya :

    1. Efisiennsi dan efektif tetap harus dilakukan namun harus di hitung B/C Rationya, kalau jatuh bisa tidak Visible yaitu tidak layak di Usahakan karena Biaya tinggi (misal : kita gagal bikin pellet dengan nilai protein yang melenceng jauh dari prosentase yang kita harapkan, bisa jadi …malah membuang- buang pakan, makannya banyak tetapi Belutnya tidak bisa besar – besar)….Karena ini dibutuhkan Ilmu khusus untuk meramunya….

    2. Alangkah baiknya dengan Model “PASTA” yang masih bentuk agak segar atau setengah kering(jangan terlalu kering) , bisa sampai awet maksimal 1 minggu dan Bahan bakunya tetap kita Pelihara semua, jangan Beli !!…..nanti bisa ndak masuk.!!

    Semoga Bermanfaat …..Aminnn………….

  11. Rekan saya yang di Belgia menginformasikan bahwa belut hidup dilarang diimpor ke wilayah Uni Eropa karena belut merupakan jenis ikan yang sangat mudah beradaptasi di lingkungan baru dengan tingkat pertumbuhan yang pesat. Di AS pun, monopterus albus sudah dianggap hama impor karena menjadi pemangsa baru di ekosistem perairan air tawar AS. Ini banyak dibawa oleh imigran dari Cina.

    Hal ini membuktikan bahwa belut di rumah sendiri seharusnya bisa menjadi salah satu primadona perikanan. Oleh sebab itu, sebaiknya rekan-rekan pemula yang berminat membudidayakan belut sebaiknya juga mengajak petani sawah untuk ikut andil. Mulailah berbudidaya dari cara konvensional dulu. Biarlah para begawan belut yang mencoba ternak belut di air bersih.

    Maksud saya, kalau secara konvensional sudah bisa plus perputaran modal sudah ada…toh uang lebihnya bisa dialokasikan untuk coba-coba membudidayakan belut dengan air bersih.

    Ataupun rekan-rekan pemula bisa coba membudidayakan belut dengan air bersih skala kecil / skala lab.

  12. KORELASI MATA BELUT TERHADAP CAHAYA.

    Pernahkah kita berpikir, apabila mata kita yang elipensinya 7 Cm. kemudian kita berikan cahaya sebesar 100 watt pada wajah kita, tentunya rasa kurang nyaman dan merasa terganggu akan kita rasakan. Dan apa akibatnya…. ? mata akan merasa suram dan lingkungan akan merasa Buram.

    Sekarang Bagaimana kalau mata kita identikan dengan mata Belut ? yang hanya elipensinya 1-2 mm, kemudian kita masukan cahaya matahari secara langsung ? apakah kita akan menyalahkan belut, karena tidak mau makan, apakah kita akan menyalahkan belut karena tidak respon terhadap jenis pakan lain ? atau memang kita yang tidak memahami factor psikologis dan morfologis si belut .

    Sehingga kita berprinsip bahwa BELUT MAU MAKAN PADA MALAM HARI SAJA, gara-gara kita tidak memperhatikan factor MATA si Blut. dan kita langsung berpendapat bahwa Belut saya Pertumbuhanya Lambat, gara-gara kita tidak memahami Si Belut.

    Oleh karenanya…. Kita perlu merekayasa system budidaya sebaik mungkin, sebab prinsip budidaya adalah system rekayasa dari habitat yang aslinya…. Ke habitas rekayasa kita yang bentuknya berbeda tetapi isinya/substansinya mendekati persamaan dengan aslinya.

    Dan oleh karenanya pula….. kita juga harus memperhatikan factor-faktor lainnya, bukan hanya factor cahaya, factor psikologis dan morofologis lainnya perlu kita analisis. Seperti Media substrat , pakan, Oxygen, tenang dan yang lainya yang outputnya hanya satu yaitu PERTUMBUHAN MAKSIMAL..

    Terima kasih
    Semoga jadi renungan bersama ……

    Dalam Sistem usaha budidaya Pembesaran belut, kita harus memperhatikan pameter yang ada karena dalam usaha budidaya kita memerlukan kesatuan system yang terintegrated, bila salah satu saja system terabaikan dan tidak berjalan, maka akan mempengaruhi system secara keseluruhan.

    Sebagai contoh
    1. Dalam system pembesaran Budidaya daya belut, supply benih terhambat saja , maka akan mempengaruhi system usaha pembesaran belut itu sendiri., baik kapasitas produksi, produktivitas produksi, maupun Quota market.
    2. Dalam system budidaya pembenihan dan pembesaran belut , kita juga akan butuh pakan untuk pertumbuhan itu sendiri, supply pakai terhambat, maka akan mempengaruhi usaha budiaya itu sendiri. Kanibal, timbulnya penyakit, dan kematian akan menghantui usaha budidaya kita.
    3. Parameter-parameter budidaya belut seperti Substrat, Gelap, Oxygen, pakan dan
    Ketenangan, tidak dilaksanakan, maka akan mempengaruhi terhambatnya
    Pertumbuhan. Dan tentunya kapasitas dan target produksi tidak tercapai.

    Oleh karenanya, jangan mengabaikan salah satu factor yang dianggap sepele, Justru akan mempengaruhi proses secara keseluruhan, seperti yang kita laksanakan dan rekan-rekan petani kita alami bersama , dalam keseharian budidaaya belut kita jalani selama ini. Yaitu Faktor GELAP kita abaikan. Kita sering Memberi pakan Belut yg kita jalankan selama ini pukul 17.00. dan hal ini kita laksanaan secara rutin. Karen kita mempunyai prinsip bahwa belut makan pada malam hari saja. Sehingga kitapun melaksanakan pemberian pakan pada jam-jam itu. Dan tentunya akan mempengaruhi jumlah pemberian pakan secara keseluruhan
    Kalau kita hitung-hitungan kebutuhan pakan, semisal dalam satu bulan saja kita cumulativekan pemberian pakan berjumlah 200 Kg Yang diberikan pada malam hari saja, maka belut akan menjadi daging 100 Kg (FCR 2:1).
    Sekarang kita Upayakan Paktor Gelap ini kita laksankan pada Siang hari , Sehingga pada siang haripun belut mau makan, maka biasanya dalam satu bulan kita memberikan pakan sebanyak 200 Kg, Maka, dengan Paktor Gelap ini, kita laksankan pada Siang hari, maka cumulative pakan dalam satu bulan, bukan lagi 200 Kg, tetapi akan meningkat sebanyak 400 Kg, dan dagingpun akan kita dapatkan bukan 100 KG tetapi 200 KG ( FR 2:1) dalam bulan yang sama. Sehingga kita tidak bicara lagi pertumbuhan Budidaya belut di air bersih sangat lama dan terhambat pertumbuhannya. Atau Budidaya belut air bersih tidak tercapai target produksinya.

    Ini catatan buat kita semua bahwa salah satu factor dan parameter yg ada apabila tidak kita laksanakan, maka akan mengganggu system budidaya keseluruhan. Dan uraian diatas baru salah satu Pactor GELAP. Belum pactor-paktor lainnya.

    Terima kasih.
    Semoga Bermanfaat

  13. Kpd Yth Bpk. M.Supandi, Bpk. Budy Kuncoro.SPi dan para pakar belut.
    seperti yg Bpk N.Supandi infokan, klo belut yg kita budidayakan terkena sinar matahari, maka mata belut akan suram sehingga belut kita kurang nafsu makan,pertumbuhanya pun akan terhambat dan lain sebagainya. Yg saya tanyakan:
    Bagaimana menurut Bpk-bpk klo tmpt budidaya belut kita kasih lampu (tp tdk slalu dinyalakan) Apakah juga akan sangat berpengaruh terhadap belut kita? Karna setiap saya nguras (media air bersih), lampu saya nyalakan untuk meliat sisa-sisa makan yg dikolam,memang akhir2 ini,nafsu makan belut berkurang,apakah itu karna efek dari sinar lampu atau karna saya terlambat dalam memberi jamu nafsu makan belut? Karna sudah 1 minggu lebih saya belum memberi jamu nafsu makan.

    Sebelumnya banyak2 trimakasih atas jawabnya.

  14. Kpd Yth Bpk. M.Supandi, Bpk. Budy Kuncoro.SPi dan para pakar belut.
    seperti yg Bpk N.Supandi infokan, klo belut yg kita budidayakan terkena sinar matahari, maka mata belut akan suram sehingga belut kita kurang nafsu makan,pertumbuhanya pun akan terhambat dan lain sebagainya. Yg saya tanyakan:
    Bagaimana menurut Bpk-bpk klo tmpt budidaya belut kita kasih lampu (tp tdk slalu dinyalakan) Apakah juga akan sangat berpengaruh terhadap belut kita? Karna setiap saya nguras (media air bersih), lampu saya nyalakan untuk meliat sisa-sisa makan yg dikolam,memang akhir2 ini,nafsu makan belut berkurang,apakah itu karna efek dari sinar lampu atau karna saya terlambat dalam memberi jamu nafsu makan belut? Karna sudah 1 minggu lebih saya belum memberi jamu nafsu makan.

    Sebelumnya banyak2 terimakasih atas jawabnya.

  15. Pak nono….
    kalau Untuk kuras air dan pembersihan media budidaya dan control belut, yang sifatnya insidentil atau sewaktu-waktu, tidak ada masalah menyalahkan lampu, dan supaya jangn sering-sering kuras air, sebaiknya media budidaya airnya disirkulasi dan dibuatkan filter, walaupun kecil sirkulasinya, tapi kotoran, amoniak dan partikel lainnya bisa disaring difilter dan akan memeperpanjang mutu dan kualitas air, sehingga dengan adanya air yang bersih dan pasokan oksigen yang banyak, Nafsu makan belut akan kembali meningkat.
    Semoga bermanfaat.

  16. Kpd Yth. Bpk M.Supandi.
    Trimakasih pak atas sarannya.
    Mungkin bpk benar, karna kolam sya slama ini blm sya ksih sirkulasi air dan slam ini penggantian air, sya lalukan 2 hari sekali,karna klo tdk dilakukan, air cpet keruh.
    Sekali lagi trimakasih banyak pak. Aka sya lakukan saran bpk.
    Salam sukses.

  17. saya sependapat dengan bpk. wirawan di godean jogja, memang akhir-akhir ini belut di persawahan sudah semakin jarang. itu karena ulah petani sendiri yang merusak tanah mereka. untuk pemulihannya dengan cara seperti pak irawan paparkan. tapi… butuh waktu berapa lama gara sawah itu kembali semula?? terus belut akan dapat muncul kembali itu kapan??? mohon itu dipertimbangkan. padahal basar belut itu sudah terbuka lebar. maka kami peternak belut di kendal membuat media pameliharaan belut menyerupai habitat asli. memang kita harus memasok pakan belut sendiri karna belut ndak bisa ngeluyur cari pakan. alhamdulillah berhasil. silahkan bapak cek dan lihat sendiri disini. mudah-mudahan bisa di kembangkan di tempat bapak. sehingga daerah bapak tidak perlu impor dari daerah lain.
    maaf dan tmks

  18. belut kendal katanya bulan januari dan febuari banyak petani yang mau panen, lha ditunggu tunggu kok nggak ada kabar beritanya ?kapan ada panen lagi, konco2 diulemi yo …. tak tunggu pengumumannya,,,,,

  19. Kepada Yth Mas Nono…

    Yang dimaksud Bp. Supandi adalah belut termasuk jenis Nocturnal Predator, yaitu sejenis pemangsa yang aktif malam hari. Ini artinya kalau “tempat” mereka gelap, maka mereka aktif mencari makan. dan Sudah barang tentu tidak ada gangguan dari sesuatu yang menyebabkan mereka takut beraktifitas makan. Ini juga sama ditunjukkan dengan Ikan Sidat. Pada pemeliharaan sidat , ikan tersebut tidak boleh diganggu dengan adanya aktifitas manusia , jadi harus tertutup, kalau perlu pakannya diberikan secara otomatis dan jangan sampai mereka melihat kita. Pada intinya kalau mereka tenang , makannya tidak terganggu.
    Dan cara lain Untuk menambah nafsu makan , bisa
    1. Diberikan jamu nafsu makan dan Em4 Perikanan.
    ————> Berilah makan belut pada Jam dan Tempat yang sama. Jada pada jam yang sama dan tempat disitu terus.
    2. Kurangnya Nafsu makan bisa juga di dalam air ada yang “tidak beres”, misalkan penurunan PH, akibat adanya metabolisme dan pembusukan makanan , sehingga kadar O2 dalam air berkurang. Ini bisa ditatasi dengan penggantian air baru dan aerasi. Yaitu air masuk langsung keluar (Bukan Air Sirkulasi), maaf…saya tidak sependapat dengan pak Supandi, saya pernah melakukan air Sirkulasi ternyata kematian belut belum bisa diatasi, karena cuma air bening hasil Filtarsi cuma bertahan 3 hari setelah itu kualitasnya menurun, walaupun saya sudah memakai : Arang aktif (carbon Actif, zeolith, dan Bacteri trapper dan busa halus). mereka tidak berfungsi maksimal dalam hal ini, karena yang kita hadapi adalah : “Lendir dari Belut”, mungkin kalau sisa metabolisme dan pembusukan pakan bisa diatasi. Jadi baiknya : Air mengalir walaupun sedikit – sedikit tapi jangan Air Di-Sirkulasi.
    3. Dengan Penambahah Aerasi O2, tapi gelembung gelembungnya jangan sampai mengganggu si belut, alangkah baiknya dilakukan didalam Drum “tersendiri” , baru di alirkan ke Kolam belut.
    Ini yang bisa saya sampaikan mas Nono….

    Kepada Beluters. Yth ………..BELUT DI AIR BERSIH …..
    Hasil percobaan Air bersih oleh Mas Ritma di daerah Ringin Telu Semarang, Alhamdulillah, hasilnya cukup menggembirakan , sisa belut yang Hidup ternyata membesar sebesar jari telunjuk tangan orang Dewasa, padahal baru dipelihara selama 2 Bulan . Insya Allah ini bisa “membuktikan” bahwa memelihara Belut di Air Bersih bisa Hidup dan Bisa Membesar, silahkan ditanyakan sendiri sama Petaninya, Mas Ritma Hp :
    Anda dapat belajar dari Beliaunya , karena saya yakin beliaunya orang Jujur. Hasilnya bisa dilihat di tempat beliau. Namun karena beliau kerja di pabrik , dimohon sms terlebih dahulu.
    Dan Dari Kudus oleh Bapak Hasan dan asistennya yang memberi makan Belut, Bapak Kasan . Hasil Pembesarannya dalam jangka waktu 3 bulan sudah seukuran jari jempol. Tetapi Sekarang kolamnya sudah dibongkar.
    Kami Yakin, selama kita bisa membesarkannya di Air Bersih…Hitung hitungan Ekonominya bisa masuk, karena lebih Effisien….Dan itu harus ditunjang dengan Memelihara pakan Alami terlebih dahulu.

    ……….MAKLUMAT KEPADA SEMUA BELUTERS………..
    Untuk “memilih Bibit Belut ” Benar-Benar “S E H A T ” sebelum dimasukkan ke kolam Karantina, Hendaknya dimasukkan dahulu dalam Kolam “SCREENING”, yaitu kolam ukuran kecil, misal 1 X 1 m dengan media cuma Lumpur lembut dari sawah dengan kedalaman sekitar 25 cm. ———–>Bibit Belut yang anda Beli dimasukkan dahulu ke kolam tersebut……ditunggu sampai beberapa jam, atau sehari. yang paling bagus seminggu Apabila ada yang tidak mau masuk, atau mengumpul di pojok (diluar), maka belut itu tidak bagus, dan “pasti mati” apabila kita masukkan kekolam Budidaya kita. Baiknya diambil dan di Goreng saja !! Kadang kadang Kondisi ini disebabkan oleh : Benih “setruman” yang dayanya sangat kuat —–>ditunjukkan denga insang serta dubur yang” memerah” serta tubuhnya sudah membalik sehingga perutnya diatas.. Habis dimasukkan ke kolam screening , setelah 1 minggu baru dimasukkan ke kolam Karantina, lalu kolam pembesaran….
    Faktor lainnya yang ikut menyumbang Kematian Benih adalah : “Penanganan Benih” /”Pengangkutan Benih” oleh pihak Suplier Benih yang “kurang ” memperhatikan “Keselamatan Benih” tersebut !!!……….
    Seharusnya…:
    1.Drum tidur yang biasa untuk mengangkut benih itu tidak boleh diisi lebih dari 10 kg….bibit belut
    2. Selama Perjalanan, drum yang berisi bibit belut sebelum mereka “mengeluarkan Busa”, hendaknya Airnya harus di ganti…!! Jadi jangan sampai telat mengganti air.
    3. Diangkut dengan Mobil yang Ber-AC, agar suhunya tidak cepat panas ,sehingga belut menjadi stress dan gampang mengeluarkan Lendir…
    Jadi pada intinya Yang “Ikut andil “Mematikan Bibit” adalah…….
    1. Bibit terlalu banyak Mengeluarkan Lendir…dan
    2. Lendir yang tercampur bersama Air saat
    pengangkutan , masuk kemulutnya
    sehingga meracuni bibit terrsebut..!!!
    3. Bibit yang terlalu “Lama” di Penampungan , yang
    airnya tidak sering diganti dan dikasih makan , akan
    menyebabkan bibit menjadi Lemas dan banyak
    yang Mati…!!!
    4. Telalu banyaknya jumlahnya di drum penangkutan,
    jadi mereka berdesak desakan dan gampang
    mengeluarkan lendir..
    Jadi pada dasarnya Kematian Bibit di Kolam Petani tidak 100 % kesalahan Petani, namun juga kesalahan Pihak Suplier Benih !!! (50% : 50%).
    Sangat Jarang Pengepul Benih yang mau membuat Kolam “Screening” untuk menyeleksi bibit yang dia terima dari pencari bibit dari alam( dari sawah), apakah benih tersebut “Benar -Benar ” dari tangkapan dengan cara yang Benar ??
    Kadang – kadang Pengepul Benih “Kecolongan” Kadang-kadang benih yang diterima “dicampur” dengan bibit yang tidak baik.(setrooman) , belum lagi kecampuran dengan bibit yang “Kuntet”(yang tidak bisa besar”……..dari data yang kami peroleh bibit yang tidak baik mencapai hampir 30 – 40 %.
    Dalam jual beli Benih Belut, ” seharusnya “tidak berlaku seperti sistem ikan lainnya. yaitu Benih sampai di Petani yang penting “Tidak Ada yang mati”, itu tidak Berlaku !!! akan Tetapi yang benar adalah —–> Setelah dimasukkan dalam Kolam Budidaya (dengan syarat kolam Petani sudah”Benar” —-> tidak memadat, tidak mengandung racun dan sudah banyak cacing lornya) selama sebulan (1 Bulan) matinya maksimal harus 5 % !! Kalau sampai lebih dari 25 % itu membahayakan !!!

    …Semoga Bermanfaat……..Aminnn………….

  20. Kpd Yth Bpk.Budy Kuncoro.
    Trimakasih atas saran-sarannya. Alhamdulillah belut sya nafsu makannya sudah mulai bertambah..Kmrin2 yg sya lakukan adlah karna sya blum sempat membeli eurator untk sirkulasi jd sya memberi aliran air pd kolam sya,dengan memakai jligen trus sya lobangin kecil biar air mengalir,trus sya kuras tp cuma -+40% sja. Disamping itu sya ksih jamu empon2 cuma sya belum memberi Em4 perikananya,karna slama ini sya sudah muter2 belum juga dpt. Sya blum tau tmpt yg nyediain em4 perikanan didaerah solo/klaten. InsyaALLOH dlm minggu2 ini sya akan cari ditmpt lain.
    Bagi beluters yg tau tmpt penjualan em4 perikanan mohon infonya. Sebelumny terimakasih.
    Salam sukses

  21. Maksud sya..
    Bagi beluters’ yang tau tmpt penjualan Em4 perikanan daerah Solo/Klaten, Mohon infonya.
    Sebelumnya terimakasih.

  22. assalamu’alaikum…..
    Pak Budy……..nanya lg dong
    utk pemberian EM4 perikanan itu setiap beberapa hari sekali sih ???
    dan berapa banyak takarannya utk kolem 2×2 meter ???

    wassalamu’alaikum….
    thanks ya pak

    okwin

  23. Kpd Bpk Budy Kuncoro. SPi.
    Yang dimaksud kolam SCREENING dengan ukuran 1x1m dengan media lumpur sawah tersebut itu untuk kapasitas MAKSIMAL berapa KG/brapa ekor belut pak? Dan untuk lumpurnya disiapkan beberapa hari sebelum mendatangkan bibit atau bagaimana pak?
    Terimakasih pak.

  24. untuk pak supandi
    kalau emang belut akan berkurang nafsu makane bila kena sinar, terus belut yang disawah bagaimana???
    adahal tiap hari disinari Yang Kuasa???
    kok tetep banyak dan besar-besar? mohon penjelasane. mks

  25. Buat Belut kendal…

    Ia tentu bos…. ia kan Binatang Noctural…. ia sensitif sama sinar. dia cenderung mau makan bila kondisi dilingkungannya gelap dan tenang. kalau kondisi lingkunganyna terang benerang, ia cenderung berdiam diri dan sembunyi, Walaupun perutnya keroncongan, ia tetap sembunyai Nunggu malam hari , apa kita nggak kasihan ama belut, nunggu malam hari aja gerak dan makannya, apa kita nggak rugi… ? dan kita diam diri aja mengkondisikan hal ini terjadi… dan tidak mau mengkondisikan/merekayasa tempat budidaya supaya gelap dan nyaman… ?.

    Makanya Belut berkurang nafsu makannya bila kena sinar matahari langsung….. boro-boro menyantap makanan…. keluar dari lubang aja disiang hari belut enggan sama sekali…. apalagi mencari makan.

    Ya kayak belut kitalah….. kalau ditutupin kan bisa Tegang. dan menjalar …. Kalau dikasih sinar ya… lembek kaya apem….. ha…..ha….

    Oh ya….
    Air… sinar… tanah….udara…. gedebog pisang…. Itu ciptaan yang kuasa……
    Air….. sinar…. tanah….udara… kalau berlebihan bukan anugerah bos …… tapi bencana. makanya harus dikendalikan dan dikondisikan sesuai kebutuhanya….. bukan dibiarkan begitu aja apadanya…. ..

    Ok. salam Buat Bupati Kendal…..

  26. Kpd Yth.Bpk. M.Supandi.

    Betul pak, belut mau beraktifitas N mau makan dgn bebas pd mlm hari(keadaan gelap),buktinya org2/sya sendiri,klo mencari belut disawah pd malam hari,jrang pencari belut disawah mlakukan pd siang hari,karena belut disiang hari berada didlam tanah(lumpur) yg sangat dalam,klo belut disawah mau makan pd sing hri dgn bebas,pasti ga ada pencari/pengobor belut dimalam hari ya tho?He he….

  27. maaf juragan saya berminat budidaya beltu dlm drum,tp blm tau sm sekali caranya.langkah awal apa yg hrs saya kerjakan, bgm media, jenis pakan,memilih benih yg baik. dan dmn bs saya beli, brp per kilonya….thx

  28. Salam kenal bt smua beluters indonesia,dsini saya hnyalah org yg bs dkatakan 0 besar dlm ilmu perbelutan,tp brantusias utk brpartisipasi di dalm forum beluters ini,seperti yg sdkit saya ketahui,belut bs dbda2kan menurut habitatnya yg diantaranya ada belut sawah,belut sungai,belut rawa,dan belut laut(sidat).jd dlm hal yg dikemukakan dlm forum ttg budidaya belut diair yg brsih,merupakan suatu wacana utk mgadakan evolusi trhdp belut,dg memberlakukan belut sawah dlm habitat dan makanan yg brbeda,dr habitat lumpur brair mjd murni air,menurut saya itu bkan hal yg mustahil,tp perlu pmikiran yg futuritif dg mempelajari perilaku dan kebiasaan belut itu sndri,wlpun brmedia murni air tp perlu dkndisikan krg lbh sperti ktika dihabitat aslinya lumpur yg brair,ya dr suhunya,kelembapannya,dan kmungkinan hal itu bs direalisasikan sejak belut msh brusia bayi dlm ukuran blut.jd sjak bayi sdh dikndisikan hdp diair bersih dan makanan yg dbrikan hsl buatan ato rekayasa kta,sprti pelet.jika yg mau dievolusikan adalh belut yg sdh dewasa baik hsil tangkapan ato budidaya yg trbiasa hdp dlumpur,kmgkinan kegagalan dan kematian sgt tinggi,sbg gambaran yg pernah saya alami sndri sbg pecinta brung,saya pernah melakukan percobaan mengevorkan ato merubah makanan brung dr serangga dg voer(makanan brung smcam pelet klo didunia perikanan) sama2 hsl tangkapan liar, tp satu msh muda/piyik dan satunya sdh tua,saya tmpatkan kehabita lain yaitu dr alam bebas dg makanan hanya serangga ke sangkar brung yg makanannya voer dan jangkrik sbg makanan tmbhan pgganti serangga dan hsilnya (dr.kawan2 jg bnyak yg pernah coba)brung yg msh muda lbh mudah bradaptasi dg makanan brunya voer dan tetap hdup,sdg yg tua sgt susah bradaptasi dg makanan brunya dan mati.dr pngalaman saya itu saya kbtulan posisi msh layar diarab,plg nanti saya akn coba ikut brpartisipasi menjawab tantangan dan permasalahan dalam forum ini,dg melakukan penelitian dan merealisasikan gagasan2 yg saat ini menggelayuti difikiran sayadmkian masukan yg saya brikan smg brmanfaat bgi kawan2 beluters.

  29. sy tinggal di pantura (patokbeusi, subang), mohon info tuk penampung hasil belut dan penjual bibit belut di subang dan sekitarnya, tks.

  30. sudah lama saya tertarik dengan budidaya belut, tooloong di berikan petunjuk ke jalan yang benar mengenai usaha ini.informasikan saya . nuhhuun pisan kalau dibalas

  31. saya sebagai pencari belut mencari rekan yang menjadi pengepul/eksportir belut. email aja ( harga/no hp/alamat).

  32. Beluters YTH……

    Selama Pembesaran masih di Lumpur, ……….selama kita tidak Membenihkan sendiri……….., dan selama pakan tidak memelihara sendiri ( spt Cacing dll )…………….Kita tidak akan Berhasil !!!

    Dari hasil penelitian dan monitoring di hampir 60 an petani belut :
    1. Rata rata panennya 1 : 6
    —-> kalau ada yang mengaku 1 : 10 itu cuma
    beberapa orang yg bisa.
    2. Rata rata yang besar ( 1 kg isi 6 ekor kebawah )
    cuma 10 ~ 20 %
    3. Rat – rata hasil panen sebesar jari telunjuk dan jari jempol

  33. Beluters YTH……

    Monitoring tersebut diatas adalah dari hasil panen petani setelah 4 ~ 5 bulan masa pemeliharaan.
    Mulai sekarang……., marilah kita memikirkan :
    1. Cara termudah memijahkan mereka (belut)
    2. Cara menangkap anakannya yang masih kecil
    3. Memberi anakannya yang masih kecil tersebut dengan
    protein yang memadai
    4.Mengadaptasikannya di air bersih yang menghijau
    (plankton)
    5. Membesarkannya di air bersih dengan pakan cacing
    Lumbricus yang kita pelihara sendiri.

    Bahan Pertimbangan :
    1. Di lumpur ———> pakan tidak efektif (pemborosan)
    2. Belut Hermaprodit Protandri dan Transexual
    3. Belut yang di Rawa adalah “sama ” dengan belut yang di
    Sawah ————> ” Monopterus Albus”
    4. Sebagai pakan, Cacing Lumbricus proteinnya sampai :
    76 %
    5. Benih yang beredar di pasaran 90 % tangkapan dari
    sawah.(ada yg bisa besar dan tidak bisa besar –> 20 ~
    25 %)
    6. Benih yang beredar di masyarakat di campur dengan
    benih hasil setrooman ( 30 ~ 40 %).
    7. Suplier benih “kurang memperhatikan keselamatan”
    benih selama transportasinya.—-> di Petani banyak
    Kematian
    8. Tidak semua petani “lumpur”nya bisa dipakai untuk
    budidaya belut. ( 1 kabupaten cuma sekitar 30 % saja).
    Itupun tergantung daerahnya.
    10. Banyak petani yang belum memahami “Proses
    Fermentasi Media ” atau ” Proses Bokashi”

    ….Semoga menjadi bahan pertimabngan rekan – rekan semua…..dan semoga bermanfaat……Amin…….

  34. Kepada Pak Okwin Yth…………………….

    Pemeberian Probiotik EM4 perikanan 10 hari sekali atau seminggu sekali pak..

    Kepada Yth Mas Nono………………..

    Yang dimaksud kolam Screeening adalah …Kolam yang berisi cuma lumpur halus dengan ketinggian sekitar 25 ~ 30 cm. Untuk lebarnya disesuaikan dengan jumlah bibit yang kita screening !!
    Tujuan Screening ini untuk mengatasi ” Suplier ” benih yang mencampurkan antara Benih hasil tangkapan pakai bubu atau sedek, dengan bibi dari stroom yang kuat.
    Dan untuk menyeleksi bibit yang sudah lemas/Klenger sewaktu di perjalanan , karena sistem pengangkutannya tidak diperhatikan….
    Bibit yang tidak mau masuk ke media lumpur (yang menggerombol di pojok )…atau yang masuk lalu keluar lagi, diambil semua lalu digoreng saja …..!!!…… Mereka pasti nantinya mati kalau di pelihara di lumpur. Benih itu sudah tidak kuat lagi….

    Semoga bermanfaat….Aminn……

  35. Kpd.Bpk. Budy Kuncoro SPi.
    Trimakasih atas jawaban. Saran2 bpk sngat diharapkan dan sangat penting bagi kita smua.
    Sekali lagi terimakasih banyak pak.
    Salam sukses.

  36. Saya, sebagai pemilik blog ini, yakin banyak orang yang tertolong mendapat informasi dari komentar/diskusi pada posting ini. Memang, blog ini didedikasikan bagi para pembudidaya dan siapapun yang berminat pada budidaya ikan, agar bisa lebih maju!
    Mudah-mudahan semua itu bermanfaat dan menjadi kebaikan bagi Anda semua.

    Namun, Saya juga tidak ingin, ADA ORANG YANG MEMANFAATKAN BLOG INI UNTUK PROMOSI dan/atau MENJERUMUSKAN ORANG AKIBAT LANGSUNG/TIDAK LANGSUNG MENDAPAT INFORMASI DARI BLOG INI.

    Setelah Saya membaca beragam komentar/diskusi, membuktikan di lapangan dan mendengar keluhan/curhat baik via email maupun telepon, alamat EMAIL dan NOMOR TELEPON yang sengaja DICANTUMKAN baik oleh pemiliknya atau oleh orang lain, SAYA EDIT HAPUS!

    Mohon maaf bila Anda merasa tidak berkenan. Komentar/diskusi lebih lanjut silahkan hubungi juraganindoor@yahoo.co.id

  37. Usulan Juragan ….
    Kalau bisa diforum ini disediakan Blog untuk gambar guna menampilkan gambar/foto yang bisa ditampilkan atau bisa diupload, jadi dalam forum ini arah diskusi lebih spesifik dan lebih dipahami secara jelas, dengan adanya tampilan data gambar/foto sehingga tidak perlu uraian/penjelasan lebih banyak. karena penjelasan melalui gambar/foto lebih enak dan lebih efektif. juga rekan-rekan bisa mengakses/menginput data/gambar yang disajikan diforum ini.

    Karena saya yakin teman-teman bluters juga pgn menyajikan foto/gambar yang ada dimasing-masing farmnya bisa disajikan di forum ini sehingga bisa dianalisis bersama melalui forum ini.

    Saya juga yakin para beluters dan khususnya Bos Budy Kuncoro akan semakin aktif mengolah data yang ada menyajikanya dan menjelaskanya ke forum ini. Sehingga permasalahan yang dihadapi rekan-rekan bluters bisa diatasi secepatnya

    Demikian Juragan.

    Ditunggu Aplikasinya Komandan

    Terima kasih.

    ide bagus dan Saya sebagai pemilik blog sangat satuju. Namun karena keterbatasan space (karena saya belum bisa mengupgrade), untuk sementara ide tersebut belum bisa diwujudkan. mudah-mudahan dalam waktu dekat space bisa saya upgrade sekalian nunggu donasi untuk bayar hosting

  38. Kepada Beluters Yth…..

    Di Toko Buku baik Gramedia Semarang maupun toko buku lainnya, mulai Februari adat buku “PANEN BELUT 3 BULAN DI MEDIA AIR BENING TANPA LUMPUR” sudah banyak beredar, kelihatannya yang mengarang bukunya orang jawa barat. Namun pembesaran tersebut dari bibit rawa.
    Saya dengar rekan yang di Kendal mempunyai bibit belut persilangan sawah dan rawa ? kalau memang benar, dan sudah diketemukan tehnik pembesaran di air bersih, kenapa kita masih memelihara di Lumpur ???………Baiknya dipelihara saja di Air bersih ? khan sudah biasa hidup di air !
    Padahal kalau kita “pikir” sebenarnya belur rawa itu satu species dengan belut sawah yaitu Monopterus Albus, tetapi mereka sudah mempunyai kemampuan beradaptasi baik di Air…..
    Saat ini kami sedang mengadakan Penelitian bagaimana meng ” Adaptasikan ” bibit belut sawah (karena kebanyakan di petani bibit /belut dari sawah) agar bisa beradaptasi baik di Air….
    Sampai sejauh ini kematian memang sekitar 50 ~ 60 persen (%) : Ini dikarenakan
    1. Bibit yang kita dapat dari pengepul.——-> bisa jadi
    campuran dan terlalu lama di penampungan …
    2. Didatangkan dari jauh(luar daerah)—> banyak
    mengeluarkan lendirnya dan masuk ke mulut belut.
    3.Belum tahu pasti cara penangkapannya, stoom kuat ??
    4. Dari sawah yang subur atau tidak subur , kita tidak tahu
    5.Sudah sebesar jari kelingking.——-> agak sulit
    beradaptasi
    6. Kolam tidak menghijau ——–> minim plankton
    7. Pakan belum maksimal ,
    8. Sering terganggu, dilihat banyak orang.(nafsu makan
    terganggu).

    (mungkin kalau benih dari membibitkan sendiri dan kita tangkap yang seukuran lidi dan pakan cukup ) bisa jadi Insya Allah berhasil……………………….Amin………………….
    Semoga bermanfaat…….

  39. tolong saya sedang merencanakan usaha belut untuk memanfaatkan pekarangan. Saya tinggal di Samarinda. Tlg bantu cara dapatkan bibt di daerah tersebut.

  40. Sepengetahuan saya, belut sawah gak bisa hidup di air bersih seperti halnya belut rawa. Musti di lumpur. Tapi kalo belut rawa dicemplungin ke kolam lumpur bakal hidup. (asal media nya cocok). Yg jadi pertanyaan, lebih tinggi mana ya nilai ekonomis nya? belut rawa atau sawah??

    Saya berguru kepada pengarang buku “PANEN BELUT 3 BULAN DI MEDIA AIR BENING TANPA LUMPUR”, pak Fajar. Dia tinggal di bogor. Skrg saya masih belajar koq, belum mulai budidaya belut.

    rheza P
    Jakarta Selatan
    rhezov@yahoo.com

  41. Hasil yang luar biasa adlah belut sawah bisa dibesarkan di air bersih, kalau belut rawa dibesarkan di air bersih memang sudah wajar karena lingkungannya sudah di air.
    sudah ada beberapa orang di jawa tengah termasuk di semarang, belut sawah bisa hidup dan dibesarkan di air bersih, terbukti….

  42. dari juragan:
    Karena banyak yang komplain, akibat mendapat nomor dari blog/forum ini, tapi ternyata cuma TIPU!
    Saya nggak mau orang memanfaatkan untuk hal yang tidak baik, termasuk dengan memberi alamat email PALSU, seperti ANDA!
    Bila Anda menghendaki, semua nomor telepon dan email yang dipasang Saya back up dan bisa Saya berikan kepada Anda!

    kepada Beluters` YTH.
    Saya percaya kalau belut sawah sekarang sudah bisa dibesarkan di air bersih, saya sangat “yakin” itu.!!! Tapi sekarang bagaimana kita bisa tau untuk membuktikan sendiri (mengunjungi) ke petani belut yang sudah berhasil membesarkan belut sawah dengan menggunakan air bersih?kita bisa mendapatkan info dari mana selain dari forum-forum yang membahas tentang bidudaya belut diair bersih? klo cuma tetangga dekat, mungkin kita tidak membutuhkan forum-forum tentang belut air bersih..IYA KAN??sekarang kalau petani tersebut jaraknya jauh dari kota kita?????
    Sekarang mari kita renungkan bersama-sama, sekarang didalam forum yang harusnya bebas , tetapi sekarang sudah sangat terbatas, kita sudah tidak boleh mencantumkan alamat email apa lagi nomor “TELEPON”.baik oleh pemiliknya atau oleh orang lain.!!! padahal smua itu sangat penting dan sangat kita butuhkan bersama-sama. Sekarang bagaimana kita bisa mengetahui posisi petani-petani tersebut dan membuktikannya sendiri secara langsung????
    tanpa mengetahui alamat/nomor telepon???
    Telepon…
    Adalah salah satu sarana yang paling praktis. dengan adanya telapon, walau dengan jarak yang sangat jauh kita bisa ngobrol dengan bebas, kita bisa bertanya-tanya dan lain sebagainya….
    Padahal sekarang tidak sedikit para pembudidaya belut yang gagal, walau kita sangat beruntung telah menemukan salah satu forum seperti ini…..tetapi kita masih kurang “PUAS” kalau kita tidak langsung berbicara kepada petani-petani belut yang sudah mencobanya baik yang sukses ataupun yang berhasil. apalagi bisa mengunjungi petani-petani tersebut????kita kan harus belajar dari para pembudidaya tersebut yang sudah membuktikannya sendiri. bagaimana kita bisa percaya kalau cuma dengan komentar-komentar yang katanya pakar, ahli, peneliti dll kalau kita tidak melihat buktinya sendiri…..?????????? benar atau tidaknya kita semua tidak tau kan??? sedangkan kita tidak kenal apalagi bertemu??? kadang orang yang sudah kita kenal saja masih mau menjerumuskan kita, bagaimana yang tidak pernah kita kenal???

  43. kepada Beluters` YTH.
    Saya percaya kalau belut sawah sekarang sudah bisa dibesarkan di air bersih, saya sangat “yakin” itu.!!! Tapi sekarang bagaimana kita bisa tau untuk membuktikan sendiri (mengunjungi) ke petani belut yang sudah berhasil membesarkan belut sawah dengan menggunakan air bersih?kita bisa mendapatkan info dari mana selain dari forum-forum yang membahas tentang bidudaya belut diair bersih? klo cuma tetangga dekat, mungkin kita tidak membutuhkan forum-forum tentang belut air bersih..IYA KAN??sekarang kalau petani tersebut jaraknya jauh dari kota kita?????
    Sekarang mari kita renungkan bersama-sama, sekarang didalam forum yang harusnya bebas , tetapi sekarang sudah sangat terbatas, kita sudah tidak boleh mencantumkan alamat email apa lagi nomor “TELEPON”.baik oleh pemiliknya atau oleh orang lain.!!! padahal smua itu sangat penting dan sangat kita butuhkan bersama-sama. Sekarang bagaimana kita bisa mengetahui posisi petani-petani tersebut dan membuktikannya sendiri secara langsung????
    tanpa mengetahui alamat/nomor telepon???
    Telepon…
    Adalah salah satu sarana yang paling praktis. dengan adanya telapon, walau dengan jarak yang sangat jauh kita bisa ngobrol dengan bebas, kita bisa bertanya-tanya dan lain sebagainya….
    Padahal sekarang tidak sedikit para pembudidaya belut yang gagal, walau kita sangat beruntung telah menemukan salah satu forum seperti ini…..tetapi kita masih kurang “PUAS” kalau kita tidak langsung berbicara kepada petani-petani belut yang sudah mencobanya baik yang sukses ataupun yang berhasil. apalagi bisa mengunjungi petani-petani tersebut????kita kan harus belajar dari para pembudidaya tersebut yang sudah membuktikannya sendiri. bagaimana kita bisa percaya kalau cuma dengan komentar-komentar yang katanya pakar, ahli, peneliti dll kalau kita tidak melihat buktinya sendiri…..?????????? benar atau tidaknya kita semua tidak tau kan??? sedangkan kita tidak kenal apalagi bertemu??? kadang orang yang sudah kita kenal saja masih mau menjerumuskan kita, bagaimana yang tidak pernah kita kenal???

    Karena banyak yang komplain, akibat mendapat nomor dari blog/forum ini, tapi ternyata cuma TIPU!
    Saya nggak mau orang memanfaatkan untuk hal yang tidak baik, termasuk dengan memberi alamat email PALSU,seperti ANDA!
    Bila Anda menghendaki, semua nomor telepon dan email yang dipasang Saya back up dan bisa Saya berikan kepada Anda!

Leave a Reply