“Terus aja asyik hidup dengan lele”. Terdengar secara jelas, dengan nada menghina…….. Apakah aku harus marah? Tentu tidak. Bahkan sekedar tersinggungpun tidak. Alih-alih, aku terima karena faktanya, inilah hidupku: bersama ikan.
Dunia yang awalnya tidak aku ketahui, hanya karena ketidak-tahuan yang membuatku tersesat ke dalamnya. Karena terlanjur masuk, akhirnya “Hidup mati aku di perikanan”, seperti kata Prof Enang Haris. Dikerjakan secara serius, dinikmati hingga bisa menjiwai dan belajar untuk ikhlas.
Dunia ini yang memberiku hidup. Membangun mimpi yang optimis, menjalani secara dinamis dan melihat kembali dengan realistis. Dunia ini yang telah mengantarkanku silaturahmi dengan banyak orang di hampir semua propinsi di Indonesia bahkan berkesempatan menikmati sajian khas di beberapa negara lain, merasakan kebahagiaan diterima secara hangat oleh pembudidaya ikan tradisional hingga pejabat di negeri seberang, dan bisa belajar saling mengakui dan menghargai hasil pekerjaan yang telah diraih.
Bekerja dengan mahluk hidup dengan hubungan klasifikasinya yang sangat jauh dan berbeda habitat namun dituntut untuk mengikuti standar keinginan manusia, adalah sebuah seni yang berbasis rasa, selain harus selalu mengikuti fakta berbasis logika. Perlu disiplin, konsistensi dan kontinyuitas.
Dunia untuk aku bisa saling mengelorakan semangat, menantang inovasi, memberi inspirasi, mempertahankan integritas, menerima dengan kesabaran dan berbagi cinta.
Adalah salah besar bila merasa dan meyakini dengan cara nyinyir terhadapku; anda, keluarga dan teman-teman bisa merontokkan aku.