“Ahli budidaya lele” dengan standar “tukang dagang” bukan “tukang ngurus ikan”?
Kalo anda merasa berhasil pada produksi lele dengan sistem budidaya tertentu, silahan anda klaim keberhasilan itu. Tapi anda harus paham:
Bila sistem tsb hanya anda gunakan sendiri atau ditular hanya pada teman/tetangga dekat, anda cukup mengetahui bagaimana prosedur harus dijalankan agar berhasil.
Tapi bila anda (merasa) menjadi “ahli”, mengajarkannya kemana-mana, apalagi pakai promosi, seharusnya anda memahami konsep sistem tersebut. Kalau anda belum paham, diskusikan dengan yg benar-benar ahlinya dan hormati/hargai keahlian mereka. Bawa data, baca bersama-sama sehingga bisa didapatkan penjelasan yang masuk akal dan dapat diterima.
Bagaimana bisa, anda klaim sebagai “penemu/pembuat” sistem, padahal konsepnya dari orang lain sehingga konsep yang anda dagangkan menjadi ngaco. Membicarakan teori malah makin ngelantur karena tanpa data.
Kalo anda mau berbagi, ajarkan saja cara/prosedurnya yg benar dan tidak usah menampilkan teorinya.
Maka, buat para pemula, hati-hatilah dengan orang yang berbicara budidaya lele. Ada baiknya, ada telusuri dulu, pengalaman orang tesebut dalam berbudidaya.
Perlu untuk menyamakan pemahaman beberapa istilah yg saya gunakan (ini mungkin dapat berbeda dg pemahaman yg lain):
– Produksi lele: pemeliharaan ikan lele yang bertujuan sebagai usaha (ada perhitungan untung-rugi)
– Konsep/teori: landasan ilmiah mengenai sistem budidaya tertentu.
– Sistem budidaya: Cara budidaya yang digunakan untuk pemeliharaan ikan lele. Contoh: padat tebar rendah/tinggi, resirkulasi, bioflok, natural water system dll.
– Prosedur: cara tertentu yang digunakan untuk menjalan sistem budidaya yang digunakan. Contoh: jumlah ikan yang ditebar pada sistem padat tebar tinggi; jumlah dan frekuensi pemberian pakan/bakteri atau bahan lain.