Budidaya Sidat di HapaEel Culture in Hapas


Variasi Padat Tebar Fingerling pada Pemeliharaan Sidat di Hapa

Abstrak

Meskipun kebanyakan spesies sidat ditemukan di perairan Indonesia, hingga saat ini belum ada usaha budidaya secara komersial di Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena kurangnya teknik budidaya yang aplikatif baik pada tahap pendederan maupun pembesaran. Untuk mendapatkan teknik budidaya sidat Indonesia Anguilla bicolor bicolor yang dapat diterapkan pada skala kecil, kegiatan pembesaran sidat sudah dilakukan pada hapa yang dipasang di kolam (hapa-kolam) dan di jaring apung (hapa-jaring). Pengaruh perbedaan padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan telah diamati.
Fingerling dengan bobot awal 74,07 – 86,02 g/ekor dipelihara dengan padat tebar 1.000 g/m3 dan 2.000 g/m3 pada hapa-kolam selama 3 bulan, dan fingerling dengan bobot awal 67,40 ± 17,36 g/ekor dipelihara dengan padat tebar 1.000 g/m3, 2.000 g/m3 dan 3.000 g/m3 pada hapa-jaring selama 5 bulan.
Pada akhir periode pemeliharaan, tidak terdapat perbedaan nyata yang dapat diamati pada kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan antara padat tebar baik pada hapa-kolam maupun hapa-jaring. Pada hapa-kolam, kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan masing-masing adalah adalah 97,85 – 98,15% dan 0,89 – 1,18. Pada hapa-jaring, kelangsungan hidup pada masing-masing padat tebar adalah 66,34±5,26 %, 51,70±0,82 % and 56,52±25,46 % dan laju pertumbuhan adalah 0,83±0,01, 0,84±0,06 and 0,88±0,09.

Kata Kunci; Anguilla bicolor bicolor, pembesaran, hapa, sidat Indonesia

makalah dipresentasikan pada KONFERENSI AKUAKULTUR INDONESIA 2009, Masyarakat Akuakultur Indonesia, Yogyakarta, 27 – 29 Oktober 2009

download makalah lengkap


Fingerling Stocking Densities Variation on Eel Culture in Hapas

Abstract

Although mostly eel species found in Indonesian waters, currently there is no commercial aquaculture of eels in Indonesia. This is mainly due to a lack of applicable aquaculture technique to seed nursing and growing up. To establishing culture system of Indonesian eel Anguilla bicolor bicolor that could be applied in small scale aquaculture, we performed eel growing up in hapas settled in pond (hapa-pond) and in floating net cage (hapa-cage). The effect of difference stocking density on survival and growth was observed.
Fingerlings, initial body weight 74,07 – 86,02 g/fish, were reared at stocking density 1.000 g/m3 and 2.000 g/m3 in hapa-pond over a 3-months period and fingerlings, initial body weight 67,40 ± 17,36 g/fish, were kept at stocking density 2.000 g/m3, 3.000 g/m3 and 4.000 g/m3 in hapa-cage over a 5-months period.
At the end of the rearing period, no significant differences were observed on survival and growth rate between stocking densities either in hapa-pond or hapa-cage. In hapa-pond, survival and growth rate were 97,85 – 98,15% and 0,91 – 1,21, respectively. In hapa-cage, survival in difference stocking density were 66,34±5,26 %, 51,70±0,82 % and 56,52±25,46 %, respectively and growth rate were 0,83±0,01, 0,84±0,06 and 0,88±0,09, respectively.

Keywords: Anguilla bicolor bicolor, growing up, hapas, Indonesian eel

paper presented at INDONESIAN AQUACULTURE CONFERENCE 2009, Indonesian Aquaculture Society, Yogyakarta, 27 – 29 October 2009

fulltext in Indonesia

Leave a Reply