Yth. Bapak President,
Meskipun Saya sebagai pegawai di suatu lembaga pemerintah, namun surat terbuka ini tidak mewakili lembaga, hanya merupakan ungkapan pribadi yang ingin Saya sampaikan kepada Bapak Presiden. Harapan Saya, surat terbuka ini dapat memperkokoh tekad Saya dalam bekerja dan kerja sama semua pihak serta dukungan Bapak Presiden.
Saya mendukung revitalisasi pertanian, perikanan dan Kahutanan yang sudah Bapak Presiden canangkan, yang diikuti dengan revitalisasi perikanan oleh Bapak Menteri Kelautan dan perikanan dan revitalisasi perikanan budidaya oleh Bapak Dirjen Perikanan Budidaya. Saya sudah dan akan selalu bersungguh-sungguh untuk melaksanakan revitalisasi tersebut bahkan Saya bertekad, meminjam istilah Bapak Profesor Enang Harris, IPB, untuk ‘hidup dan mati di perikanan (budidaya)’. Bukan semata karena Saya pegawai pemerintah, namun lebih karena ini adalah pilihan hidup.
Adalah sangat mungkin bahwa perikanan budidaya (akuakultur) dijadikan salah satu pilar penggerak perekonomian masyarakat, bagi penyediaan lapangan pekerjaan, penyumbang devisa dan pengentasan kemiskinan. Produk akuakultur dapat sangat potensial baik bagi pasar lokal maupun ekspor. Akuakultur berbasis payau/laut (mariculture/brackishwater aquaculture) dan akuakultur air tawar (freshwater aquaculture) menyediakan beragam komoditas yang dapat diusahakan mulai skala industri yang terintegrasi hingga skala rumah tangga dengan modal yang terbatas.
Saya yakin pemilihan komoditas yang tepat sesuai dengan target pasar dapat memacu peningkatan pendapatan masyarakat dari usaha akuakultur, terlebih untuk tujuan pasar ekspor. Kita harus jeli memilih komoditas yang masih memiliki pasar terbuka dan nyata, bukan pasar penuh dan hanya potensial. Sangat mungkin bahwa informasi peluang pasar (ekspor) yang terdengar hanyalah merupakan pasar penuh yang sudah diisi oleh produsen lain, dan kita harus bersaing dengan efisiensi produksi yang tinggi. Sangat wajar, bila kemampuan kita kerahkan untuk menciptakan pasar terbuka dengan produk akuakultur yang tidak dimiliki negara lain.
Pada akuakultur air tawar, patin dan nila memang wajar diarahkan sebagai komoditas ekspor, meskipun kita harus bersaing dengan produksi negara lain yang mungkin sudah memenuhi pasar luar dan bahkan pasar lokal yang mungkin lebih menguntungkan dengan proses produksi lebih singkat. Tapi, Saya rasa akan lebih menjanjikan, bila kita mengerahkan semua sumber daya untuk mengembangkan komoditas asli perairan kita, misalnya ikan gurame, dan membentuk pasar ekspor sehingga kita tidak memiliki kompetitor.
Bila para ahli sudah urun rembug untuk membuat roadmap pengembangan ikan nila dan patin dan sebagian sudah berjalan, misalnya, maka semestinya juga hal seperti itu dilakukan untuk membuat roadmap pengembangan ikan gurame. Sejak forum gurame Tahun 2002 di Yogyakarta dan pertemuan lainnya hingga pertemuan INFIGRAD Tahun 2006, Saya dan beberapa lainnya selalu mengusulkan perlu adanya kebijakan nasional bagi pengembangan gurame. Namun dukungan itu rasanya belum sampai memfasilitasi diskusi intensif untuk menghasilkan arah pengembangan yang jelas, meskipun pada Tahun 2005 Bapak Dirjen Perikanan Budidaya sudah menyebut gurame sebagai salah satu komoditas unggulan (untuk hal tersebut, mungkin baru Beliau yang secara eksplisit menyebut gurame pada program nasional).
Belajar dari lele Sangkuriang yang dikerjakan dengan suatu rencana strategis (Tahun 2000-2004) hingga akhirnya resmi dirilis dan diterima secara luas sebagai komoditas pasar lokal, sudah sewajarnya Saya berharap dukungan Bapak untuk memfasilitasi suatu pertemuan nasional guna membuat roadmap pengembangan gurame sekaligus mengerahkan sumber daya yang ada termasuk melengkapi kebutuhan sarana dan prasarananya.
surat ini diharapkan dapat sampai dan dibaca:
Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan
Bapak Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Bapak/Ibu Para Pengambil Kebijakan
Bapak/Ibu Peneliti, Praktisi, Stakeholder dan Masyarakat Akuakultur
juragan@9300i
bapak saya juga muridnya pak enang harris,
kita bikin forum penggemar pak enang aja pa ya?
(he3x)
Sebagai calon presiden, saya dukung program Anda. Gurame emang enak, euy!!!!
aku dukung terus juragan..
Semuanya hanya untuk gurame semata..
Saya siap bantu jika dibutuhkan untuk itu, karena aku rasa hati ini udah “mentog kana lauk gurame” (” “Sundanese)